Thursday, 11 August 2016

Cerita dari Seorang Penebang Kayu


Sekali waktu, seorang penebang kayu yang sangat kuat meminta pekerjaan kepada juragan kayu dan ia mendapatkannya. Bayarannya lumayan, demikian juga dengan kondisi kerjanya. Untuk itu, penebang kayu itu bertekad untuk melakukan yang terbaik dalam bekerja. 

Bosnya memberinya sebuah kapak dan menunjukkan area mana ia seharusnya bekerja. 

Hari pertama, penebang kayu itu membawa 18 pohon.

"Selamat," kata bos. "Pertahankanlah kerjamu seperti itu!" 

Sangat termotivasi oleh kata-kata bosnya, penebang kayu itupun bertekad untuk bekerja lebih keras pada hari berikutnya, tapi esoknya ia hanya bisa membawa 15 pohon.

Hari ketiga dia mencoba lebih keras lagi, tetapi dia hanya bisa membawa 10 pohon. Hari demi hari ia hanya dapat menebang pohon semakin sedikit dan sedikit.

"Saya pasti sudah kehilangan kekuatanku", pikir penebang kayu itu.


Dia pergi ke bosnya untuk meminta maaf dan mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang sedang terjadi. 

"Kapan terakhir kali kamu mengasah kapak?" tanya si bos.
"Mengasah kapak? tanya penebang kayu itu.
Saya tidak punya waktu untuk mengasah kapak saya. Saya sudah sangat sibuk berusaha untuk memotong pohon ... " 

Refleksi:
Hidup kita seperti itu.
Kita kadang begitu sibuk sehingga tidak punya waktu untuk mengasah "kapak".
Dalam konteks kehidupan dunia sekarang ini, tampaknya bahwa setiap orang lebih sibuk dari sebelumnya, tetapi tetap kurang bahagia daripada biasanya.

Mengapa demikian?
Mungkinkah kita telah lupa bagaimana untuk tetap "tajam"?
Tidak ada yang salah dengan aktivitas dan kerja keras. Tapi jangan sampai karena kita terlalu sibuk sehingga kita mengabaikan hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup, seperti kehidupan pribadi kita, meluangkan waktu untuk mendekatkan diri dengan Tuhan, memberikan lebih banyak waktu untuk keluarga kita, meluangkan waktu untuk membaca, dll

Kita semua perlu waktu untuk bersantai, untuk berpikir dan merenung, untuk belajar dan tumbuh.

Jika kita tidak mengambil waktu untuk mempertajam "kapak", kita akan menjadi kusam dan kehilangan efektivitas kerja kita.

Penulis : Stephen Covey
7 Habits of Highly Effective People

No comments:

Post a Comment