(source: oharasbastian.wordpress.com) |
Wanita
lain yang istri saya maksud
adalah IBU saya, yang telah menjanda selama 19 tahun, namun karena tuntutan pekerjaan saya dan ketiga anak-anak
saya membuat saya hanya dapat mengunjungi beliau sesekali. Malam
itu ketika saya menelepon
untuk mengundang beliau untuk
pergi keluar makan malam dan nonton film, beliau berkata "Apa ada yang salah, kamu baik-baik saja kan?"
Ibu saya adalah
tipe wanita yang menganggap
bahwa telepon mendadak di malam hari atau
undangan tiba-tiba adalah suatu pertanda berita buruk. "Saya pikir akan menyenangkan untuk menghabiskan waktu dengan Ibu" jawab saya. "Hanya
kita berdua." Ibu memikirkan hal itu sejenak, dan kemudian
berkata, "Saya suka sekali ide itu"
Jumat sepulang saya bekerja, ketika saya akan pergi menjemputnya, saya merasa sedikit gugup. Ketika saya tiba di rumahnya, saya menyadari bahwa Ibu juga tampaknya merasa gugup tentang “kencan kami”. Beliau menunggu di pintu siap dengan mantel yang sudah dikenakan. Ibu telah mengkritingkan rambutnya dan mengenakan gaun yang dia pakai untuk merayakan ulang tahun pernikahannya yang terakhir. Ibu tersenyum berseri-seri seperti malaikat. "Ibu bercerita kepada teman-teman Ibu bahwa Ibu akan pergi keluar dengan anak Ibu, dan mereka terkesan," katanya, saat ia masuk ke mobil. "Mereka tidak sabar untuk mendengar cerita tentang pertemuan kita."
Kami pergi ke restoran yang, meskipun tidak elegan, namun sangat nyaman. Ibu saya mengapit lenganku seolah-olah dia seorang Ibu Negara. Setelah kami duduk, saya membacakan menu. Ibu hanya bisa membaca tulisan yang tercetak besar. Setengah jalan ketika membaca menu saya mengangkat mata dan melihat Ibu duduk di sana menatapku. Senyum nostalgia itu hadir di bibirnya. "Dulu Ibu yang harus membacakan menu ketika kamu masih kecil," katanya. "Maka sekarang waktunya Ibu yang rileks dan membiarkan saya membalas budi," jawab saya.
Selama makan
malam, kami terlibat dalam percakapan
yang menyenangkan - tidak ada yang luar biasa tapi hanya update peristiwa-peristiwa baru di kehidupan kami masing-masing.
Kami berbicara
begitu banyak bahkan sampai kami melewatkan jadwal nonton film. Ketika
kami tiba di rumah Ibu, kemudian beliau berkata, "Ibu akan pergi denganmu lagi, tetapi hanya jika kamu membiarkan Ibu mengundangmu." Saya pun menyetujui ide tersebut.
"Bagaimana kencan makan malammu?" tanya istri saya ketika saya sampai di rumah. "Sangat bagus. Jauh lebih baik daripada yang kubayangkan, "jawabku.
Beberapa hari kemudian, Ibu meninggal karena serangan jantung. Itu terjadi begitu tiba-tiba sehingga saya tidak memiliki kesempatan untuk melakukan apa pun untuknya. Beberapa waktu kemudian, saya menerima sebuah amplop dengan salinan tanda terima restoran dari Ibu di restoran yang sama dimana kami kemarin makan malam bersama.
Sebuah catatan
yang melekat mengatakan: "Ibu membayar tagihan ini di muka. Ibu tidak yakin bahwa Ibu
bisa berada di sana; namun
sudah Ibu bayar untuk dua
piring - satu untukmu dan
yang lainnya untuk istrimu. Kamu tidak akan pernah tahu betapa berharganya malam itu bagiku. Aku
mencintaimu, Nak. "
(source: a2smanuver.wordpress.com) |
Tidak ada hal
yang lebih penting dalam kehidupan Anda daripada keluarga Anda.
Beri mereka waktu
yang layak mereka terima, karena mungkin itu adalah hal terakhir yang dapat kita
berikan.
------------------------------------------------------------
Sumber Cerita : http://academictips.org/blogs/
Baca juga :
Pengalaman Memasang Teralis untuk Kusen Alumunium
Manual Book : Krisbow - Petunjuk Penggunaan Hand Pallet 3 Ton
Arti nomor NPWP
Sudahkah Anda Melakukan Evaluasi?
Sepuluh Kualitas Karakter yang disukai Manusia hal-hal penting dalam hidup
Baca juga :
Pengalaman Memasang Teralis untuk Kusen Alumunium
Manual Book : Krisbow - Petunjuk Penggunaan Hand Pallet 3 Ton
Arti nomor NPWP
Sudahkah Anda Melakukan Evaluasi?
Sepuluh Kualitas Karakter yang disukai Manusia hal-hal penting dalam hidup
Beri Waktu untuk Keluarga Kita
Reviewed by Djumbo
on
00:23:00
Rating:
No comments: