Wednesday, 16 November 2016

Yuk Nabung Saham!

Stock Exchange (wikipedia)

Pada tanggal 18 dan 19 Oktober kemarin, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengadakan acara Seminar Investival 2016 di Gedung BEI, Jakarta, dimana penulis (Teguh Hidayat) diundang sebagai salah satu pembicara. Dan tema diskusi yang akan penulis sampaikan nanti adalah terkait kampanye ‘Yuk Nabung Saham’ yang sudah dicanangkan oleh BEI sejak beberapa waktu lalu. Nah, bagi anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya maka boleh langsung datang aja ke BEI pada hari Selasa, 18 Oktober, pukul 14.00. Acaranya gratis kok. Namun bagi anda yang tidak bisa hadir maka disini kita akan membahas sedikit, apa sih yang dimaksud dengan ‘Yuk Nabung Saham’? Tentunya versi penulis sebagai salah seorang investor full time di pasar modal Indonesia. Okay, kita langsung aja.

logo "INVESTIVAL"

Kalau mendengar kata menabung, maka kita mungkin akan langsung ingat pepatah ‘hemat pangkal kaya’, and I tell you, pepatah itu memang benar adanya, dimana ‘hemat’ disini berarti menjaga pengeluaran agar kita masih punya sisa uang untuk ditabung. Sekarang begini: Setiap orang tentu punya penghasilan. Termasuk anak sekolah atau mahasiswa yang belum bekerja sekalipun, dia tetap punya penghasilan dalam bentuk kiriman uang saku dari orang tua. Nah, dalam menggunakan uang penghasilan ini, maka terdapat tiga kelompok orang.


Yang pertama adalah mereka yang menghabiskan seluruh penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari, tidak lebih dan tidak kurang. Jadi misalnya anda bekerja sebagai karyawan, dan gaji anda Rp3 juta per bulan, maka pengeluaran anda dalam satu bulan itu ya persis 3 juta juga. Alhasil duit gaji cuma numpang lewat aja di rekening setiap bulannya, nyaris tanpa menyisakan ‘jejak’ sama sekali. Kalaupun ketika akhir bulan masih ada sisa duit maka biasanya langsung dihabiskan untuk seneng-seneng, katakanlah buat belanja di ITC Mangga Dua atau makan-makan di Solaria, karena mereka tahu betul bahwa toh nanti awal bulan rekening gue bakal keisi lagi (don’t worry, be happy!)



Yang kedua adalah mereka yang menghabiskan lebih dari penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup. You see, kalau anda masih kuliah atau sudah bekerja namun gajinya masih kecil, maka anda mungkin akan terbiasa menghemat sana sini dan kemana-mana masih pake motor Vespa warisan bokap. Tapi kalau gaji anda sudah naik jadi, let say, Rp10 juta per bulan, maka anda mungkin akan mulai berpikir, nyicil mobil kayanya boleh juga nih? Nah! Ketika seseorang mulai berhutang untuk entah itu memenuhi kebutuhan sehari-hari apalagi sekedar lifestyle, maka sejak saat itulah dia akan berada dalam situasi besar pasak daripada tiang. Beberapa orang mungkin tertarik untuk membeli barang secara kredit karena sekilas tampak lebih murah, tanpa menyadari bahwa kedepannya ia akan ‘menabung’ tapi untuk orang lain, dalam hal ini perusahaan atau bank yang memberikan kredit tersebut.



Terakhir yang ketiga, adalah mereka yang tidak menghabiskan seluruh penghasilannya, melainkan menyisihkan sebagian diantaranya untuk disimpan sebagai aset yang bermanfaat, alias ditabung. Jadi mau gajinya 3 juta, 5 juta, 10 juta dan seterusnya, maka selalu ada sebagian dari gaji tersebut yang disimpan dan tidak diapa-apakan lagi, jadi dianggap uang ilang aja gitu. Dan untuk bisa menabung seperti ini maka sama sekali tidak perlu gaji atau penghasilan yang besar, karena yang penting niat saja. Seseorang dengan gaji 3 juta namun memiliki gaya hidup yang hemat, adalah lebih berpeluang untuk menabung katakanlah 500 ribu per bulan, dibanding orang lain yang memiliki gaji 10 juta tapi punya banyak cicilan dan hobinya nongkrong di mall.



Nah, dari tiga kelompok diatas, menurut anda kelompok manakah yang menjadi lebih makmur setelah beberapa tahun? Yang mampu menabung dan mengumpulkan aset, tentu saja! Ketika seseorang rutin menabung katakanlah Rp1 juta per bulan, maka setelah 5 tahun, ia akan lebih kaya minimal Rp60 juta dibanding mereka yang tidak pernah menabung selama 5 tahun tersebut. Penulis katakan minimal, karena ketika seseorang sudah suka menabung sejak awal, maka nilai setoran tabungannya biasanya akan naik dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya penghasilan. Misalnya anda bekerja sebagai karyawan fresh graduate dan dapet gaji 3 juta per bulan, maka anda mungkin bisa saving 1 juta atau minimalnya 500 ribu. Tapi beberapa tahun kemudian, setelah gaji anda tembus dobel digit, maka masa iya sih anda masih cuma nabung 1 juta saja per bulannya?



Tapi kalau seseorang tidak pernah suka menabung, maka mau terima gaji berapapun percuma saja, karena akan selalu habis lagi dan lagi.



However, kalau sekedar menabung saja maka hasilnya tidak akan maksimal, karena uang kita akan tergerus oleh hantu bernama inflasi. Jadi jika seseorang hanya menabung saja sebesar Rp1 juta setiap bulannya, maka setelah lima tahun ia memang akan memiliki rekening bank senilai Rp60 juta, namun Rp60 juta di lima tahun kedepan nilainya jelas berbeda dengan Rp60 juta pada saat ini.



Karena itulah, selain menabung, dikenal pula istilah investasi. Dan yang disebut investor adalah mereka yang tidak sekedar mampu menabung atau mengumpulkan aset, tapi juga mampu mengembangkan aset tersebut hingga tumbuh berlipat-lipat dalam jangka panjang. Yup, jadi jika seseorang menabung sebesar Rp1 juta per bulan, maka seperti yang sudah disebut diatas, setelah lima tahun ia akan memiliki aset senilai Rp60 juta.



Namun jika ia mampu menginvestasikan tabungannya tersebut dengan return 20% saja per tahunnya, maka, coba ambil kalkulator anda dan hitung.. Yup! Setelah lima tahun, ia akan memiliki aset senilai Rp107 juta, alias hampir dua kali lipat lebih besar, dan perbedaan nilai aset ini akan lebih besar lagi jika jangka waktunya diperpanjang katakanlah hingga sepuluh, lima belas, atau dua puluh tahun. Okay, biar penulis langsung kasih angkanya saja disini: Jika anda menabung Rp1 juta per bulan selama 20 tahun, maka anda akan memperoleh Rp240 juta. Tapi jika anda menginvestasikan tabungan anda tersebut dengan return 20% per tahun, maka hasilnya adalah, well.. Rp2.7 milyar! Jika anda memang jago investasi, dimana katakanlah rata-rata return-nya mencapai 25% per tahun, maka hasilnya adalah Rp5.1 milyar. Tapi intinya disini adalah, berapapun return investasinya, tapi yang jelas dalam jangka panjang hasilnya akan jauuuuuh lebih besar dibanding jika anda cuma menabung seperti biasa di bank. Selain itu perhatikan pula bahwa ilustrasi diatas adalah dengan asumsi bahwa anda hanya menyetor Rp1 juta saja per bulannya selama 20 tahun, jadi gak pernah dinaikin jadi 2 atau 3 juta gitu. Nah, sekarang bayangkan jika setoran awal anda ke sekuritas bukanlah Rp1 juta per bulan melainkan 5 juta, dan nilai setoran tersebut terus meningkat dari waktu ke waktu, dan anda juga mampu untuk secara konsisten menghasilkan return 20 – 25% tadi. Maka setelah 10 – 20 tahun, berapa hasilnya???



Jadi pertanyaannya sekarang adalah, bagaimana caranya agar saya bisa mengembangkan tabungan agar menghasilkan profit 20 atau 25%, atau kalau bisa lebih besar lagi per tahunnya? Well, apakah penulis perlu menjawabnya lagi??? Ya dengan berinvestasi lah! Salah satunya di saham. Hanya tentu, untuk bisa berinvestasi maka perlu ilmu pengetahuan dan juga pengalaman, jadi anda gak bisa langsung menyebut diri sebagai ‘investor’ hanya karena anda sudah membuka rekening di sekuritas (tapi pembukaan rekening itu tetap merupakan langkah awal yang baik). Namun intinya ketika kita berinvestasi di saham, maka niat awalnya haruslah untuk menabung, yakni untuk menyimpan dan mengembangkan aset yang berguna untuk jangka panjang, agar kita menjadi kaya raya suatu hari nanti. Jadikan diri anda sebagai bagian dari kelompok nomor tiga tadi, yakni mereka yang senantiasa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk ditabung, dalam hal ini ditabung di saham. Guru besar kita semua, Warren Buffett, pernah berkata, ‘Tidak penting seberapa besar pendapatanmu. Yang penting adalah seberapa besar dari pendapatan tersebut yang gak cuma lewat di rekening bank, melainkan bisa disimpan dan menjadi aset yang bermanfaat untuk jangka panjang’.

Jadi yah, tunggu apa lagi? Yuk, kita nabung saham!


Source : Teguh Hidayat.com


Baca juga:
Sudahkah Anda Melakukan Evaluasi?
How To Never Give Up On Becoming an Entrepreneur
Pengalaman Memasang Teralis untuk Kusen Alumunium
Arti nomor NPWP 
Pengalaman Mencairkan Deposito di BPR

TipsBisnis : Bisnis Sendiri? Pilihan Yang Tepat Untuk Dicoba!

Membuka usaha sendiri merupakan hal yang paling menguntungkan ketimbang saat kita bekerja dibawah orang lain (karyawan). Selain membuka peluang untuk menjadi mandiri, anda juga dapat membuka koneksi, mengembangkan ide, mendapatkan keuntungan finansial dan emosional yang lebih daripada anda bekerja sebagai karyawan.

Selain itu, anda juga dapat membantu lebih banyak orang dengan mengembangkan lapangan pekerjaan. Ini adalah beberapa keuntungan yang dapat anda manfaatkan jika membuka bisnis sendiri, yaitu:

1. Melatih Kemandirian

Membuka usaha membuat Anda berusaha untuk memasarkan suatu produk dengan usaha anda sendiri. Ini berarti anda terdorong untuk memikirkan ide-ide lebih kreatif dan bukan mengikuti pola kerja perusahaan yang cenderung memberikan perintah bagi Anda untuk melakukan sesuatu.

2. Menghidupkan Mimpi

Banyak orang yang memiliki hobi serta kesukaan dan mimpi untuk membuat produk mereka menjadi terkenal untuk kepuasan pribadi, atau untuk tujuan yang lebih mulia yaitu membantu orang lain. Kebanyakan orang sengaja membuka usaha bisnis pribadi dengan maksud dan tujuan untuk mencapai impian mereka, misalnya untuk menjadi toko sparepart terbesar di kota Tangerang. Maka, kebanyakan orang akan fokus pada apa yang menjadi tujuan mereka.

3. Menghidupkan Ekonomi Mikro

Tidak hanya mendapatkan keuntungan sendiri. Dengan cara membangun usaha sendiri, kita juga dapat meningkatkan makro ekonomi di negara kita. Ekonomi mikro merupakan denyut nadi masyarakat akar rumpun. Kebanyakan ibu rumah tangga yang tidak bekerja dapat membantu penghasilan keluarga mereka dengan cara bisnis di rumah. Tak hanya itu, membuka usaha juga dapat membantu meningkatkan kemampuan kemandirian masyarakat dalam skala yang lebih luas. Akan ada orang-orang yang membantu produksi, pemasaran, serta hal lainnya.

4. Melatih jiwa wirausaha/enterpreneurship 

Dengan membuka usaha sendiri jiwa wirausaha yang ada dalam diri akan secara otomatis terlatih dan terus terasah. Anda bebebas menentukan bentuk dan sistem kerja yang anda jalankan. Anda juga bisa mengontrol sendiri hal-hal yang perlu ditingkakan.

5. Membuka lapangan kerja dan membantu orang lain untuk memiliki pekerjaan

Jelas ketika anda membuka usaha dan menjalankannya akan membutuhkan tenaga orang lain untuk membuat usaha menjadi besar dan berjalan sesuai rencana. Anda tidak akan dapat menjalankannya sendiri. Jadi ketika usaha sudah mulai besar anda dapat merekrut karyawan dan mempekerjakannya lalu menggajinya. Dengan begitu anda sudah membantu orang lain menemukan pekerjaan dan ikut mengurangi pengangguran di negeri ini.

Tuesday, 15 November 2016

22 Perbedaan Orang Kaya Dan Orang Miskin


Beberapa orang menganggap bahwa menjadi orang kaya itu tidak enak. Bagi mereka orang kaya itu tidak bahagia, keluarganya tidak harmonis, sakit-sakitan, bahkan erat kaitannya dengan korupsi. Setiap orang bebas untuk memilih pendapatnya. Namun bagi saya, menjadi orang kaya itu enak. Orang kaya itu penuh dengan kebahagiaan, bisa makan enak, bisa berlibur dengan nyaman, ketika sakit tidak perlu khawatir mengenai biaya pengobatan, bahkan bisa membantu orang lain. Sobat, semua itu bermula dari pikiran kita. Ketika kita berpikir bahwa menjadi orang kaya itu tidak enak, maka kita akan menemukan ribuan alasan yang menunjukkan bahwa menjadi orang kaya itu tidak enak. Namun sebaliknya, bila kita berpikiran bahwa menjadi orang kaya itu enak, maka fakta-fakta yang menunjukkan bahwa menjadi orang kaya itu enak pun akan berdatangan.

Menurut Tung Desem Waringin, orang miskin menggunakan pola pikir “atau,” yaitu antara “yang tidak enak” atau “yang lebih tidak enak,” misalnya: “lebih baik miskin daripada sakit-sakitan” “lebih baik miskin daripada keluarga berantakan” “lebih baik miskin daripada menjadi koruptor” Bagaimana dengan orang kaya? Orang kaya memilih pola pikir “dan,” yakni “yang enak” dan “yang lebih enak,” contohnya: “kaya dan sehat” “kaya dan keluarga harmonis” “kaya dan bahagia” Sobat sukses, orang miskin mencari kenyamanan. Ia akan berusaha ala kadarnya untuk meraih kekayaan. Namun ketika usaha yang ala kadarnya itu tidak membuahkan hasil, ia akan mencari rasa nyaman dengan membela dirinya melalui pilihan-pilihan tersebut.

Namun orang kaya memiliki semangat yang tak ada habisnya untuk mencapai keadaan yang lebih baik setiap harinya. Bagi orang kaya esok harus lebih baik dari hari ini. Ingatlah selalu bahwa semua itu adalah pilihan. Bila kita memilih menjadi orang miskin, maka kita akan menemukan faktar bahwa menjadi orang miskin itu enak. Namun bila kita memilih menjadi orang kaya, maka kita akan menemukan fakta bahwa menjadi orang kaya itu jauh lebih enak daripada menjadi orang miskin.

Dan lebih dari itu, bila kita memutuskan untuk menjadi orang kaya, Tuhan akan menunjukkan dan membimbing kita untuk mencapai kekayaan tersebut.

Menurut Tung Desem Waringin, yang membedakan orang kaya dengan orang miskin adalah pola pikirnya. Di dalam bukunya yang berjudul Financial Revolution in Action, beliau menjabarkan perbedaan pola pikir antara orang kaya dan orang miskin, yaitu:

1. Orang kaya membuat nilai tambah, orang miskin tidak membuat atau membuat sedikit nilai tambah
Nilai tambah berarti kelebihan yang Anda miliki yang bisa dirasakan dan diperlukan atau bermanfaat bagi konsumen Anda dan orang lain, serta tidak dimiliki oleh pesaing Anda. Menurut Tung Desem Waringin, nilai tambah yang paling penting dalam hidup ini adalah track record atau catatan prestasi Anda.

2. Orang kaya mempunyai faktor kali, orang miskin tidak mempunyai faktor kali
Setiap orang, baik kaya maupun miskin dianugrahi waktu 24 jam dalam sehari. Orang biasa bekerja delapan jam sehari. Sedangkan orang kaya membuat orang lain bekerja baginya. Sehingga jika ia memiliki 10 orang pegawai, ini berarti ia bekerja 80 jam dalam sehari.

3. Orang kaya memastikan orang lain win baru ia win, orang miskin win-lose, lose-win atau win dulu baru orang lain win
Pada dasarnya setiap orang egois. Sehingga jika Anda ingin menang dulu, lalu orang lain menang belakangan, maka orang lain tidak akan memberikan apa yang Anda inginkan. Namun apabila Anda membuat orang lain menang, lalu Anda menang belakangan, akan lebih mudah bagi Anda untuk memperoleh apa yang Anda inginkan dari orang lain tersebut.

4. Orang kaya penuh daya upaya, orang miskin penuh alasan yang membatasi
Setiap orang tentu memiliki persoalan tersendiri dalam hidupnya. Orang miskin menganggap persoalan itu sebagai suatu penghambat yang merintangi perjalanannya untuk mencapai kesuksesan. Sehingga ia dengan mudah menyerah pada persoalan yang dihadapinya. Namun orang kaya menganggap persoalan itu sebagai tantangan yang harus dihadapi dan akan melatihnya agar mampu mengatasi persoalan yang lebih sulit.

5. Orang kaya bertanggungjawab terhadap hidupnya, orang miskin menyalahkan situasi, lingkungan, orang lain dan nasib
Orang miskin malas untuk menyelesaikan persoalannya. Sehingga ia menyalahkan situasi, lingkungan, orang lain dan nasib. Padahal semuanya itu bukanlah persoalan yang sebenarnya. Persoalan yang sebenarnya ada di dalam dirinya sendiri. Sebaliknya, orang kaya mampu ‘mengurus’ dirinya sendiri. Mereka yakin bahwa hanya Tuhan dan diri mereka sendiri yang menentukan kesuksesan mereka.

6. Orang kaya bermain dengan uang untuk menang, orang miskin bermain dengan uang untuk tidak kalah
Didalam berbisnis selalu ada resiko untuk gagal. Orang kaya berani mengambil resiko dengan mengeluarkan lebih banyak uang asalkan uang yang akan diperoleh lebih banyak dibanding uang yang dikeluarkan. Namun orang miskin malah sibuk untuk menghemat uang, sehingga mereka tidak dapat memperbesar pemasukan. Ingatlah bahwa jika Anda bermain untuk tidak kalah, selalu ada peluang untuk kalah dan tidak ada peluang untuk menang. Namun sebaliknya, jika Anda bermain untuk menang, pasti ada peluang untuk kalah, namun Anda masih memiliki peluang untuk menang.

7. Orang kaya berkomitmen untuk menjadi kaya, orang miskin ingin menjadi kaya
Menurut Tung Desem Waringin, komitmen adalah suka duka dijalani. Orang kaya berkomitmen untuk menjadi kaya, suka maupun duka dijalani untuk mencapai kekayaan yang mereka dambakan. Namun orang miskin hanya sebatas ingin, suka dijalani, namun ketika tiba giliran dukanya, mereka menyerah. Sobat, ingatlah selalu bahwa orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal. Namun mereka kebal terhadap kegagalan. Kegagalan demi kegagalan telah mereka alami. Namun mereka akan terus mencoba hingga berhasil.

8. Orang kaya berpikir besar, orang miskin berpikir kecil
Ketika orang miskin memiliki impian, namun mereka sadar bahwa kondisi keuangan mereka tidak memungkinkan untuk mewujudkan impian tersebut, maka orang miskin akan menurunkan impian mereka. Misalnya mereka ingin membeli motor. Namun mereka tidak memiliki uang uang yang cukup, maka mereka akan membeli sepeda. Namun sebaliknya, orang kaya akan meningkatkan pendapatan mereka, sehingga mereka mampu mewujudkan impian mereka.

9. Orang kaya fokus pada kesempatan, orang miskin fokus pada hambatan
Hidup selalu adil, setiap orang senantiasa ditawari kesempatan yang sama. Orang kaya fokus pada kesempatan. Meskipun ada hambatan di balik kesempatan tersebut, orang kaya memilih untuk memusatkan perhatian kepada keindahan di balik kesempatan itu. Namun sebaliknya, orang miskin fokus pada hambatan dan tidak melihat keindahan di balik hambatan tersebut. Sehingga mereka gampang menyerah.

10. Orang kaya mengagumi orang kaya dan sukses lainnya, orang miskin iri pada orang kaya dan sukses
Orang kaya bergaul dengan orang-orang sukses. Karena melalui bergaul dengan orang-orang sukses, kita akan ditulari pola pikir orang sukses. Mata kita juga akan lebih terbuka terhadap setiap peluang yang ada dan akan lebih mudah bila kita bekerjasama dengan orang-orang sukses untuk mewujudkan peluang tersebut. Sebaliknya orang miskin bergaul dengan orang- orang yang negatif, orang-orang yang malah akan menghambat mereka untuk maju.

11. Orang kaya bergaul dengan orang positif dan sukses, orang miskin bergaul dengan orang negatif dan tidak sukses
Tulislah di secarik kertas lima orang yang paling sering berinteraksi dengan Anda. Lalu tuliskan pula penghasilan mereka. Maka Anda akan menemukan bahwa rata-rata penghasilan dari kelima orang tersebut sama dengan penghasilan Anda. Jika Anda ingin sukses, maka bergaullah dengan orang-orang sukses, karena Anda akan tertular pola pikir, tutur kata dan sikap mereka.

12. Orang kaya bersedia untuk mempromosikan diri mereka dan nilai-nilai mereka, orang miskin berpikir negatif tentang penjualan dan promosi
Percaya atau tidak, mayoritas orang-orang kaya di dunia adalah penjual yang handal. Contohnya adalah Bill Gates. Ia adalah seorang penjual software yang handal. Hanya saja ia mampu menciptakan daya ungkit untuk melipatgandakan penghasilannya. Ketimbang menjual dari rumah ke rumah, ia memilih untuk bekerjasama dengan perusahaan laptop. Sehingga setiap kali perusahaan laptop menjual sebuah laptop, maka pada saat yang sama perusahaan tersebut telah menjual microsoft windows- nya Bill Gates.

13. Orang kaya lebih besar daripada masalah mereka, orang miskin lebih kecil dari masalah mereka
Anda adalah seorang yang luar biasa. Anda memiliki begitu banyak peran. Di kantor Anda adalah seorang pegawai. Di rumah, Anda adalah seorang ayah/ibu dan suami/istri. Bisa jadi Anda juga memiliki peran di satu atau beberapa organisasi kemasyarakatan. Bayangkan betapa luar biasanya Anda. Mengutip istilah komputer, Anda adalah seorang yang multi tasking. Hanya komputer generasi tercanggih yang mampu beroperasi dengan multi tasking. Anda adalah ciptaan Tuhan yang paling canggih. Jadi tidak ada masalah yang tidak mampu Anda hadapi. Karena Sang Pencipta telah mempersiapkan Anda dengan segala kecanggihan untuk menghadapi setiap masalah di hidup ini.

14. Orang kaya adalah penerima yang luar biasa, orang miskin adalah penerima yang buruk
Orang kaya memiliki keyakinan bahwa mereka pantas untuk menerima kekayaan. Karena semakin banyak kekayaan yang mereka peroleh, semakin banyak orang yang bisa mereka bantu. Namun sebaliknya orang miskin merasa diri mereka tidak pantas untuk menerima kekayaan. Bagi mereka bisa makan dan tidur sudah cukup Bagaimana Anda bisa kaya kalau Anda tidak mengundang uang untuk masuk ke dompet Anda? Ingatlah bahwa Anda bukan robot yang malam dicharge, lalu siang bekerja keras. Keinginan akan harta kekayaan adalah sesuatu yang wajar. Yang tidak wajar adalah bila keinginan tersebut diwujudkan melalui cara-cara yang tidak terpuji.

15. Orang kaya memilih dibayar berdasarkan hasil, orang miskin memilih dibayar berdasarkan waktu
Setiap orang, kaya maupun miskin memiliki waktu 24 jam dalam sehari. Orang miskin memilih dibayar berdasarkan waktu kerja mereka . Sebenarnya dengan cara seperti ini orang miskin telah menentukan batas penghasilan mereka. Karena tidak mungkin seseorang bekerja lebih dari 24 jam dalam sehari. Hal ini bertolak belakang dengan orang kaya. Orang kaya memilih dibayar merdasarkan hasil. Karena dengan waktu kerja yang sama, mereka dapat meningkatkan hasil dengan cara meningkatkan upaya.

16. Orang kaya berpikir dua-duanya, orang miskin berpikir salah satu
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dalam artikel Antara yang Enak dan yang Lebih Enak, orang kaya memilih kedua- duanya, antara yang enak dengan yang lebih enak. Sedangkan orang miskin memilih salah satu, lebih baik yang tidak enak daripada yang lebih tidak enak.

17. Orang kaya fokus pada wealth style mereka, orang miskin fokus pada life style mereka
Orang miskin memboroskan uang mereka untuk membeli rumah mewah, mobil mewah, dan busana yang glamor semata-mata hanya agar mereka terlihat seperti orang kaya. Bahkan yang lebih parah lagi mereka membeli semua liabilitas itu dengan utang, seperti KPR dan kartu kredit. Hal ini bertolak belakang dengan orang kaya yang fokus pada membangun passive income dan massive income mereka. Mereka menghemat uang untuk membeli aset-aset yang nantinya akan memberi makan mereka.

18. Orang kaya mengatur uang mereka dengan baik, orang miskin tidak mengatur uang mereka dengan baik
Orang kaya mengelola uang yang masuk dan keluar ke dan dari kantong mereka dengan sangat baik. Mereka memilih untuk membayar masa depan mereka sendiri sebelum membayar orang lain. Setiap kali mendapat uang, mereka akan langsung menyisihkan sebagian untuk ditabung, lalu sisanya digunakan untuk keperluan sehari-hari. Sedangkan orang miskin langsung menggunakan penghasilan mereka untuk keperluan sehari-hari, kalau ada sisa baru ditabung.

19. Orang kaya membuat uang bekerja keras untuk mereka, orang miskin membuat diri mereka bekerja keras untuk uang
Orang kaya menginvestasikan uang mereka ke investasi yang aman dan hasilnya diinvestasikan kembali. Sedangkan orang miskin menggunakan uang mereka untuk keperluan-keperluan yang bersifat konsumtif.

20. Orang kaya bertindak melawan ketakutan mereka, orang miskin membiarkan ketakutan menghentikan mereka
Orang kaya mampu meminimalisir dan bahkan menghilangkan ketakutan mereka. Mereka menghadapkan ketakutan dengan ketakutan yang lebih besar. Contohnya mereka lebih takut mengemis di jalan daripada harus melakukan presentasi di depan klien. Dengan demikian mereka langsung bertindak ketika kesempatan datang. Sedangkan orang miskin membiarkan ketakutan menghentikan mereka ketika kesempatan datang.

21. Orang kaya terus menerus belajar dan bertumbuh, orang miskin berpikir mereka sudah tahu
Orang kaya senantiasa belajar dan langsung mempraktekkan apa yang mereka pelajari. Sedangkan orang miskin berpikir bahwa mereka sudah tahu dan merasa tidak penting untuk melakukan sesuatu yang telah mereka ketahui.

22.Mampu Menunda Kesenangan dan Tidak Ingin Segera Menikmati Hasil
Kebanyakan orang karena sering mendengarkan ceramah agama mereka cenderung mengira akan mati muda. Sehingga waktu mudanya foya-foya terus. Tapi yang terjadi dia tidak mati-mati dan setelah mencapai umur 40 atau 60 tahun mendadak kehidupanya menjadi susah dan berharap agar cepat mati. Dan menjelang mati dia merasa tidak pernah hidup karena tidak ninggalin apapun. Berdasarkan penelitian, orang yang mampu menunda kesenangan hidupnya akan lebih baik dari pada yang tidak mampu.

Saturday, 5 November 2016

Investor Pemula Harus Pahami Dulu Untung Rugi Investasi Ruko Sebelum Memutuskan Membeli

Kini makin banyak orang gak takut terjun ke dalam investasi, khususnya investasi properti. Emang sudah bukan rahasia lagi kalau investasi properti jadi salah satu jenis investasi favorit para investor pemula. 

Salah satu properti yang paling populer dijadikan sebagai instrumen investasi adalah Ruko atau rumah toko. Kenapa bisa jadi populer sih? Karena selain berfungsi sebagai rumah, properti ini dapat dijadikan tempat buka usaha. 

Terbukti sudah banyak orang yang memilih ruko sebagai tempat usaha rumahan dan kantor. Sejatinya sih berinvestasi properti itu jangan hanya karena ikut-ikutan orang lain atau ikut trend. 

Properti ada banyak sekali pilihannya mulai dari rumah tapak, apartemen, properti komersial seperti ruko (rumah toko), rukan (rumah kantor), tempat usaha di pusat perbelanjaan dan lainnya. 

Investasi ruko memiliki keunikan tersendiri, karena orang yang membeli ruko memiliki motivasi untuk membuka usaha. Jarang ada orang yang membeli ruko, hanya sebagai rumah tinggal saja.

Buat para investor pemula, sebelum memutuskan, pahami dulu deh untung ruginya investasi ruko. Supaya gak ada penyesalan di kemudian hari.


Keuntungan Berinvestasi Ruko

– Investasi ruko lebih pas untuk rencana investasi jangka panjang, minimum 2 tahun. Orang yang mengontrak ruko, pasti memiliki pertimbangan untuk menjalankan usaha. Untuk pebisnis, menyewa ruko lebih minim resiko. Karena rata-rata bisnis di Indonesia membutuhkan waktu balik modal setelah 1 tahun.

Paling enak nih buka usaha di ruko, selain lebih murah, berasa kayak di rumah ya! (Ruko Tempat Usaha / Gambar-rumah)

– Selain itu orang lebih suka mengontrak minimal 2 tahun, untuk mendapatkan harga kontrak yang terbaik (best price).

– Gak menutup kemungkinan orang yang mengontrak akan memperpanjang masa kontrak sebelum habis masa kontrak, jika bisnisnya makin maju.

– Permintaan ruko relatif cukup tinggi seiring dengan meningkatnya jumlah wirausaha kini


Kekurangan Investasi Ruko

– Harga ruko, sangat bergantung pada lokasi, aksesbilitas dan tingkat ekonomi di sekitar lokasi. Ruko yang ramai biasanya punya lokasi strategis. Semisal, ada di pinggir jalan raya, dekat kawasan industri, dekat pusat kota, di jalan-jalan utama sebuah kota, dekat jalan tol dan lainnya. 

– Investasi ruko juga sangat bergantung dan sensitif terhadap kondisi perekonomian sebuah tempat. Coba bandingkan harga ruko-ruko di daerah yang pusat ekonomi dan daerah bukan pusat ekonomi.

Nah, kalau sudah tahu untung ruginya investasi ruko, lalu apa saja sih yang harus diperhatikan sebelum merealisasikannya? 

1. Lokasi Ruko
Ingat ya, lokasi ruko akan sangat mempengaruhi harga sewa. Carilah ruko yang terletak di daerah pusat keramaian atau daerah dengan kondisi ekonomi yang hidup.
Lokasi strategis itu penting buat investasi ruko (Lokasi Ruko / Urabnindo)

2. Harga Beli Ruko
Belilah ruko dengan harga yang masih wajar. Robert T. Kiyosaki, seorang penasehat keuangan Amerika mengatakan, raihlah keuntungan saat membeli ruko, bukan saat menjualnya nanti. Artinya berusahalah mendapatkan ruko dengan harga yang bagus (harga diskon).

3. Cicilan
Salah satu ciri investor pemula dan investor berpengalaman adalah modal. Investor yang berpengalaman akan menggunakan uang orang lain. Maksudnya di sini, kita dapat menggunakan utang KPR (Kredit Kepemilikan Rumah).
Jangan lupa, lakukan perbandingan beberapa penawaran KPR untuk mendapatkan penawaran yang terbaik (dari segi bunga, kemudahan pembayaran dan manfaat lainnya).

4. Harga Sewa Ruko
Harga sewa ruko adalah pertimbangan penting, karena kita berniat membeli ruko untuk investasi. Gak ada salahnya kok melakukan perbandingan harga sewa ruko atau properti di sekitar lokasi.

5. ROI dan BEP Investasi
ROI dan BEP investasi tentu perlu diperhitungkan. Bandingkan antara harga sewa ruko dengan cicilan yang harus dibayarkan setiap bulannya. Hitung rasio pengembalian modal (return of investment – ROI) dan waktu balik modal (break even point).
Investasi tuh pasti mau dapetin untung kan, jadi harus cermat berhitung ya! (Return Investasi / Pgimgs)
Semoga penjelasan di atas dapat menjadi bahan pertimbangan saat investasi ruko. Selamat berburu ruko yang dapat menghasilkan keuntungan ya! 

Penulis : Tiffany / 3 November 2016