Pengalaman Menanamkan Dana Deposito di BPR

(iyan-blog)

Sudah sejak lama Om Djumbo dan istri mempunyai kebiasaan investasi yaitu menanamkan uang idle sisa space anggaran keuangan keluarga kami ke dalam instrumen investasi.

Sebenarnya ada beberapa instrumen yang sering kami gunakan untuk investasi. Diantaranya emas batangan, properti, reksadana, forex, bitcoin dan deposito. Suatu saat akan Om Djumbo bahas berbagai macam instrumen investasi yang pernah Om Djumbo gunakan tapi pada kesempatan ini Om Djumbo mau menceritakan pengalaman kami menanam dana di deposito.

Seperti yang pernah Om Djumbo ceritakan ketika mencairkan deposito kali ini pengalaman yang ingin Om Djumbo bagikan adalah pengalaman ketika kami menanamkan dana kami ke deposito di BPR.

Sebelumnya kami memang sudah lama menjadi nasabah di BPR ini (sorry tidak bisa menyebutkan nama) untuk menanamkan dana kami di produk deposito mereka. 

Kenapa di BPR? Pertimbangan kami karena dana kami akan lebih berkembang daripada kalau hanya ditabung di tabungan biasa. (walaupun akhir-akhir ini ada wacana dari Bank Indonesia untuk menurunkan bunga deposito dalam rangka memacu sektor riil dan memacu perekonomian yang sedang lesu). 

Selain itu bunga deposito di BPR tentu saja lebih tinggi daripada di bank konvensional dengan minimum setoran juga lebih kecil daripada di bank konvensional. Di BPR langganan kami minimun setoran sebesar 1 juta sedangkan di bank konvensional minimalnya sebesar 8 juta. Sehingga kami memandang instrumen investasi berupa deposito di BPR sangat cocok untuk kami gunakan investasi jika ada dana idle untuk jangka waktu beberapa bulan atau waktu tertentu dengan resiko yang minim.




Demikian juga ketika kami punya dana idle sebesar 5 juta yang rencananya akan kami belikan emas batangan, namun karena harga emas masih tinggi kami rencananya akan memarkir dulu dana kami di deposito.

Oh ya, biasanya kami cek harga emas dan evaluasi pergerakannya di sini. Dan berdasarkan pengalaman kami selama ini untuk periode satu tahun harga emas cenderung berada di harga paling rendah biasanya ada di bulan November, sehingga rencananya ketika deposito ini cair pada bulan November rencananya kami akan membeli emas batangan.  Tapi ini jangan dijadikan patokan ya? Karena kami juga bukan pengamat dan fluktuasi harga emas juga tidak bisa selalu kami prediksi secara tepat.

Sebelum memutuskan untuk menanamkan dana di deposito ada beberapa tahapan yang kami lakukan yaitu sebagai berikut :

  1. Tentukan dahulu berapa lama (tenor) dana yang akan kita parkir ke dalam deposito karena ini mempengaruhi tinggi rendahnya bunga yang ditawarkan. Biasanya tenor yang disediakan yaitu 1bulan,3bulan,6bulan dan 12bulan. Semakin lama tenornya semakin tinggi bunganya.
  2. Cek dulu bunga yang ditawarkan, bandingkan dengan bank atau BPR sejenis yang menyediakan produk deposito untuk mendapatkan penawaran bunga deposito paling tinggi.
  3. Cek legalitas penyedia deposito apakah resmi, terdaftar dan diawasi oleh OJK dan terdaftar di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).   
    logo OJK
  4. Cari tahu persyaratan administrasi lainnya seperti :
    • berapa minimum setorannya
    • apakah bunga deposito dimasukkan ke dalam rekening tabungan ataukah harus diambil setiap bulannya
    • jika periode deposito berakhir apakah dapat diperpanjang otomatis (Automatic Roll Over = ARO) ataukah kita harus daftar ulang kembali
    • apakah bunga deposito dapat menambah besaran pokok deposito atau tidak (ARO+). 
    • apakah ada pajak bunganya
Pada waktu itu rencananya kami hendak menanamkan dana di deposito untuk jangka waktu 3 bulan dan di bulan Agustus 2017 itu bunga deposito yang ditawarkan untuk tenor 3 bulan adalah sebesar 7,5% per tahun.  

Maka setelah sampai di kantor BPR langganan kami dan menuju ke bagian customer service dan menjelaskan maksud kami hendak membuka deposito maka petugas customer service dengan ramah dan cekatan segera meminta KTP Om Djumbo sebagai dasar dibuatnya slip setoran deposito.

Kemudian setelah jadi slip setoran deposito ini diserahkan kepada Om Djumbo untuk disetorkan ke kasir. Oh iya, tidak lupa kami memilih produk deposito yang dapat diperpanjang otomatis.

Setelah menunggu beberapa saat kemudian kami dipanggil menuju ke kasir untuk menyetorkan uang kami yang akan kami tanam dalam bentuk deposito.

Setelah selesai menyetorkan uang kami diminta menunggu sekitar 10 menit di customer service untuk proses pembuatan sertifikat deposito sebagai bukti kepemilikan deposito kami.

Oh iya, sebagai tambahan informasi, sertifikat deposito ini dapat dipergunakan sebagai jaminan kredit atau dipindahtangankan sebagai bentuk lain uang. Namun perlu surat kuasa pemilik deposito, karena yang dapat mencairkan deposito tersebut adalah orang yang tertera dalam sertifikat deposito tersebut.

Dan setelah menunggu akhirnya jadilah sertifikat depositonya. Berikut gambarnya, seperti biasa beberapa detail disamarkan untuk kebaikan bersama.

sertifikat Deposito yang sudah jadi

Pengalaman Menanamkan Dana Deposito di BPR Pengalaman Menanamkan Dana Deposito di BPR Reviewed by Djumbo on 20:37:00 Rating: 5

1 comment:

RH - footer mobile

Powered by Blogger.